Kamis, 29 Desember 2016

PENGENDALIAN TEKANAN DARAH

\     Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara :
  1. Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih kuat sehingga  mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya.
  2. Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang pada setiap jantung memompah darah melalui arteri tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit dari pada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena arteriosklerosis. dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi vasokonstriksi, yaitu jika arteri kecil (atrteriola) untuk sementara waktu mengkerut karena perangsangan saraf atau hormon di dalam darah.
  3. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningakat, sehingga tekanan darah juga meningkat.
   Sebaliknya, jika :
     ~ Aktivitas memompa jantung berkurang.
     ~ Aretri mengalami pelebaran.
     ~ Banyak cairan keluar dari sirkulasi.
   Maka tekanan darah akan menurun.


    Penyesuaian terhadap faktor-faktor tersebut dilaksanakan oleh perubahan di dalam fungsi ginjal dan sistem saraf otonom (bagian dari sistem saraf yang mengatur berbagai fungsi tubuh secara otomatis).

  1. Perubahan Fungsi Ginjal
Ginjal mangendalikan tekanan darah melalui beberapa cara :

  •  Jika tekanan darah meningkat, ginjal akan menambah pengeluaran garam dan air, yang akan menyebabkan berkurangnya volume darah dan mengembalikan tekanan darah ke normal.
  • Jika tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan garam dan air, sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali normal.
  • Ginjal juga bisa meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim yang disebut renin, yang memicu pembentukan hormon angiotensi, yang selanjutnya akan memicu pelepasan hormon aldosteron.

     Ginjal merupakan organ penting dalam mengendalikan tekanan darah; karena itu berbagai penyakit dan kelainan pada ginjal bisa menyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi.
     Misalnya penyempitan arteri yang menuju ke salah satu ginjal (stenosis arteri renalis) bisa menyebabkan hipertensi.
     Peradangan dan cedera pada salah satu atau kedua ginjal juga bisa menyebabkan naiknya tekanan darah.

   2. Sistem saraf simpatis merupakan bagian dari sistem saraf otonom, yang untuk sementara        waktu akan :

  • Meningkatkan tekanan darah selama respon fight-or-flight (reaksi fisik tubuh terhadap ancaman dari luar).
  • Meningkatkan kecepatan dan kekuatan denyut jantung; juga mempersempit sebagian besar arteriola, tetapi memperlebar arteriola di daerah tertentu (misalnya otot rangka, yang memerlukan pasokan darah yang lebih banyak).
  • Melepaskan hormon epinefrin (adrenalin) dan norepenifren (noradrenalin), yang merangsang jantung dan pembuluh darah.

OBAT HIPERTENSI VS RISIKO DIABETES

     Beberapa obat hipertensi dapat meningkatkan risiko diabetes terutama bagi mereka yang sudah memiliki risiko diabetes, berdasarkan hasil laporan peneliti sebuah studi di Amerika Serikat. Ketahui jenis obat hipertensi yang dapat meningkatkan resiko diabetes tersebut dalam artekil berikut ini.
     Beberapa obat hipertensi dapat meningkatkan resiko diabetes terutama bagi mereka yang sudah memiliki resiko diabetes terutama bagi mereka yang sudah memiliki resiko diabetes, berdasarkan hasil laporan peneliti di Amerika Sarikat.
     Menurut laporan tersebut, penghambat reseptor angiotensi (angiotensin-receptor blockers/ARBS) dan penghambat enzim pengubah angiotensin (angiotensin-converting-enzyme/ACE) merupakan obat hipertensi yang kurang berisiko menimbulkan diabetes. Kemudian diikuti oleh penghambat kanal kalsium yang berisiko sedang.
     Ternyata penghambat beta diuretik adalah obat hipertensi yang paling berisiko menyebabkan diabetes. Laporan ini dipublikasikan dalam The Lancet bulan january 2007 lalu.
     Terdapat perbedaan dalam berbagai obat yang digunakan untuk mengebotai tekanan darah tinggi pada pasien yang menjadi diabetes, kata peneliti Dr. Wiliam Elliot,
     Dalam studi  tersebut, Elliot dan rekan kerjanya peter meyer mengamati hasil 22 uji klinisyang melibatkan labih dari 143,000 orang. pasien tersebut memiliki tekanan darah tinggi tetapi tidak memiliki penyakit pada awal uji klinis. Pada tiap uji klinis, partisipan menerima pengobatan janka panjang dengan berbagai jenis obat hipertensi atau plasebo.
     Pengobatan konvesional yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi di amerika adalah diauretik dan penghambat beta. Elliot menyebutkan bahwa kedua jenis obat tersebut merupakan obat yang berpeluang besar menyebabkan diabetes.
     Ditemukan bahwa jenis obat hipertensi baru (penghambat reseptor angiotensin dan penghambat enzim pengubah angiotensin) adalah obat yang kurang menyebabkan diabetes, sedanggkan pengambat kanal kalsium memiliki resiko sedang.
     Elliot mencatat bahwa resiko terkena diabetes ketika menggunakan diuretik dan penghambat beta tergantung beberapa faktor, seperti berapa lama anda menjalani pengobatan, berat badan anda, riwayat diabetes dalam keluarga, apakah anda mengalami kenaikan berat badan dan faktor risiko lain.
     Bagaimana dokter harus meresepkan obat hipertensi berdasarkan temuan studi ini kurang dibahas. Kata elliot,? Di Britain mereka memiliki pedoman bahwa kombinasi diuretik dan penghambat beta sebaiknya tidak digunakan bersama karena peningkatan resiko dibetes.
   

Rabu, 28 Desember 2016

PENGATURAN TEKANAN DARAH

Assalamu'alaikum Wr.Wb. ......

     Tekanan darah adalah keadaan dimana  tekanan yang dikenanakan oleh darah pada pembuluh arteri ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh. Tekanan darah dapat dilihat dengan mengambil 2 ukuran dan biasanya ditunjukkan dengan angka seperti berikut - 128/80  mmHg. 1ngka 120 menunjukkan tekanan pada pembuluh arteri ketika jantung berkontraksi . Disebut dengan angka sistolik. Angka 80 menunjukan tekanan ketika jantung sedang berelaksasi. Disebut dengan tekanan  diastolik. sikap yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah dalam keadaan duduk atau berbaring.
     Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh  lebih rendah dari pada dewasa.
     Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktifitas dan lebih rendah ketika beristirahat.Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari.
   
  Target kerusakan akibat hipertensi antara lain :
  •  Otak : Menyebabkan Stroke.
  •  Mata : Menyebabkan retinopati hipertensi dan dapat menimbulkan kebutaa.
  • Jantung : Menyebabkan penyakit jantung koroner (termasuk infark  jantung), gagal jantung.
  • Ginjal : Menyebabkan penyakit ginjal kronik, gagal ginjal terminal.
 Faktor Pemicu Terjadinya Hipertensi
     Faktor keturunan : Pada 70-80% kasus hipertensi di dalam esensial, didapatkan riwayat hipertensi di dalam keluarga. Hipertensi juga banyak dijumpai pada penderita kembar monozigot (satu telur), apabila salah satunya menderita hipertensi. Dugaan ini mendukung bahwa faktor genetik mempunyai peran memicu hipertensi.
     Faktror Lingkungan : Faktor lingkungan seperti stres, kegemukan (obesitas), dan kurang olahraga juga berpengaruh memicu Hipertensi Esensial. Hubungan antara stres dengan hipertensi, diduga terjadi melalui aktivasi saraf simpatis (saraf yang bekerja pada saat kita beraktifitas). Peningkatan aktifitas saraf simpatis dapat meningkat tekanan darah secara intermitten (tidak menantu). Apa bila stress berkepanjangan, dat mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi.
     Kegemukan merupakan ciri khas dari populasi hipertensi. Walaupun belum dapat dijelaskan hubungan antara obesitas dan hipertensi esensial, tetapi penyelidikan membuktikan bahwa daya pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dibandingkan dengan penderita yang mempunyai berat badan normal.

Klasifikasi tekanan darah pada dewasa

     Hipertensi maligna adalah hipertensi yang sangat parah, yang apabila tidak diobati akan menimbulkan kematian dalam 3-6 bulan, hipertensi ini jarang terjadi, hanya 1 dari 200 orang yang menderita hipertensi.
  1. Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya.
  2. Arteri besar kehilangan kelenturanya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit dari pada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. inilah yang terjadi pada usai lanjut, dimana dinding arterinnya telah menebal dan kau karena arteriosklerosis. Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi vasokonstriksi, yaitu jika artikel kecil (arteriola) untuk sementara waktu mengkerut karena perangsangan saraf atau hormon di dalam darah.
  3. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini bisa terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat.
     Begitu juga sebaliknya, tekanan darah rendah disebabkan oleh aktivitas memompa jantung berkurang, arteri mengalami pelebaran, banyak cairan keluar dari sirkulasi. Cara yang paling baik dalam menghindari tekanan darah tinggi adalah dengan mengubah ke arah gaya hidup sehat seperti aktif berolahraga, Mengatur diet atau pola makan seperti rendah garam, rendah kolesterol, dan lemak jenuh, meningkatkan konsumsi buah dan sayuran, tidak mengkonsumsi alcohol dan rokok.
     Namun apabila anda telah didiagnosa terkena hipertensi, langka awal terpenting adalah agar menurunkan tekanan darah anda dengan mengikuti gaya hidup sehat dan mengkonsumsi obat sesuai dengan petunjuk dokter. Selain itu dianjurkan juga untuk melakukan pemeriksaan laboratorium dengan panel evaluasi awal Hipertensi atau panel hidup sehat dengan hipertensi.

   Tujuan pemerikssan laboratorium pada pasien hipertensi :
  • Untuk mencari kemungkinan penyebab hipertensi sekunder.
  • Untuk menilai apakah ada penyulit dan kerusakan organ target.
  • Untuk memperkirakan prognosis.
  • Untuk menentukan adanya faktor-faktor lain yang mempertinggi resiko penyakit jantun koroner dan stroke.
   Pemeriksaan laboratorium untuk hipertensi ada 2 macam yaitu :
  • Panel Evaluasi Awal Hipertensi : Pemariksaan ini dilakukan segera setelah didiagnosa hipertensi, dan sebelum memulai pengobatan.
  • Panel Hidup Sehat Dengan Hipertensi : Untuk memantau keberhasilanterapi.
   Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara : 
  • Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya.
  • Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit dari pada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena arteriosklerosis. Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi "vasokonstriksi", yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu mengkerut karena perangsangan saraf atau hormon di dallam darah.
  • Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat sehingga tekanan darah juga meningkat.
   Sebaliknya, jika : 
  • Aktivitas memompa jantung berkurang
  • Arteri mengalami pelebaran 
  • Banyak cairan keluar dari sirkulasi maka tekanan darah akan menurun atau menjadi lebih kecil.
      Penyesuaian terhadap faktor-faktor tersebut dilaksanakan oleh perubahan di dalam fungsi ginjal dan sistem saraf otonom (Bagian dari sistem saraf yang mengatur berbagai fungsi tubuh secara otomatis).

Perubahan Fungsi Ginjal
     Ginjal mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara :
  • Jika terkena darah meningkat, ginjal akan menambah pengeluaran garam dan air, yang akan menyebabkan berkurangnya volume darah dan mengembalikan tekanan darah ke normal.
  • Jika tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan garam dan air, sehingga volume darah  bertambah dan tekanan darah kembali ke normal.
  • Ginjal juga bisa meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim yang disebut renin, yang memicu pembentukan hormon angiotensi, yang selanjutnya akan memicu pelepasan hormon aldosterone.
     Ginjal merupakan organ penting dalam mengendalikan tekanan darah; karena itu berbagai penyakit dan kelainan pada ginjal bisa menyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi.
     Misalnya penyempitan arteri yang menuju ke salah satu ginjal (stenosis arteri renalis) bisa menyebabkan hipertensi.
     Peradangan dan cidera pada salah satu atau kedua ginjal bisa menyebabkan naiknya tekanan darah.

Sistem Saraf Otonom
     sistem saraf simpatis merupakan bagiann dari sistem saraf otonom, yang untuk sementara waktu akan : 
  • Meningkatkan tekanan darah selama respon fight-or-flight (reaksi fisik tubuh terhadap ancaman dari luar).
  • Meningkatkan kecepatan dan kekuatan denyut jantung; juga mempersempit sebagian besar arteriola, tetapi memperlebar artriola di daerah tertentu (misalnya otot rangka, yang memerlakukanoasokan pasoken darah yang lebih banya
  • Mengurangi, pembuangan air dan garam akan meningkatkan merangsang volume darah dalam tubuh
  • Melepaskan hormon epinefrin (adrenalin) dan non epinefren (noradrenalin), yang merangsang jantug dan pembuluh darah.

Selasa, 27 Desember 2016

AWAS BAHAYA HIPERTENSI

Assalamu'alaikum Wr.Wb. ....;

     Halo Gan, Saya akan membahas tentang Awas Bahaya Hipertensi. Apa itu Hipertensi? Hipertensi adalah penyakit yang bisa menyerang siapa saja, baik muda maupun tua, entah orang kaya meupun miskin. Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang mematikan di dunia. Sebanyak 1 miliar orang di dunia atau 1 dari 4 orang  dewasa menderita penyakit ini. Bahkan, diperkirakan jumlah penderita hipertensi akan meningkat menjadi 1,6 miliar  menjelang tahun 2025.
     Hipertensi tidak dapat secara langsung membunuh penderitanya, melainkan hiprtensi memicu terjadinya penyakit lain yang tergolong kelas berat alias mematikan. Laporan Komite Nasional Pencegahan, Deteksi, Evaluasi, dan Penanganan Hipertensi, menyatakan bahwa tekanan darah tinggi dapat meningkatkan resiko serangan jantung, gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal.
     Seiring berubahnya gaya hidup di perkotaan mengikuti era globalisasi, kasus hipertensi terus menigkat. Gaya hidup gemar makanan fast food yang kaya lemak, asin, malas berolahraga dan mudah tertekan ikut berperan dalam menambah jumlah pasien hipertensi.
     Hipertensi Disinyalir merupakan penyebab berbagai penyakit berat dan komplikasi. Hipertensi tidak menunjukkan gejala namun berpotensi menimbulkan berbagai penyakit di organ berpembuluh darah. Sebagian besar penderita stroke, ginjal, dan jantung mengidap hipertensi.
     Orang yang mengidap stroke 70% diantaranya memiliki hipertensi. Kebanyakan baru ketahuan kalau sudah terserang penyakit atau komplikasi. Hipertensi merupakan penyakit pembuluh darah yang bisa mengganggu fungsi organ lain. Bila hipertensi menyerang syaraf mata bisa menyebabkan kebutaan, penyakit jantungn dan kardiovaskular bila terjadi pada pembuluh darah jantung dan menjadi gagal ginjal bila menyerang pembuluh darah ginjal.
     80% hipertensi menyebabkan stroke. 25% sistemik hipertensi menyebabkan stroke berdarah. Untuk mengetahui apakah seseorang memiliki hipertensi, perlu diagnosis lebih mendalam dari pada sekedar uji tekanan darah yang jamak ditemui di tempat umum. Diagnosa hipertensi harus memenuhi beberapa persyaratan setidaknya untuk melihat gejala awal harus mengecek tekanan darah dalam 15 menit. Setiap orang hendaknya memiliki kesadaran untuk memeriksakan tekanan darah agar dapat mendeteksi penyakit lebih dini. 
     Pada sebagian besar penderita,hipertensi tidak menimbulkan gejala ; meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan, dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah normal.

  Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, biasa timbul gejala berikut ;
~ Sakit Kepala.
~ Kelelahan.
~ Mual.
~ Muntah.
~ Sesak Nafas.
~ Gelisah.
~ Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung, dan ginjal.

     Kadang Penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penenganan segera.

   Berdasarkan Penyebabnya, Hipertensi Dapat Dibedakan Menjadi :

  • Hipertensi primer atau esensial. Penyebab hipertensi ini masih belum diketahui secara pasti penyebabnya. Tapi biasanya disebabkan oleh faktor yang saling berkaitan (bukan faktor tunggal/khusus). Hipertensi primer memiliki populasi kira-kira 90% dari seluruh pasien hipertensi.
  • Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain seperti kerusakan ginjal, dibetes, kerusakan vaskuler dan lain-lain. Sekitar 10% dari pasien hipertensi tergolong hipertensi sekunder.
  • Hipertensi primer kemungkinan memiliki banyak penyebab; beberapa perubahan pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan bersama-sama menyebabkan meningkatnya tekanan darah.
     Jika penyebabnya diketahui, maka disebut hipertensi sekunder. Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB).
     Penyebab hipertensi lainnya yang jarang adalah feokromositoma, yaitu tumor pada kelenjer adrenal yang menghasilkan hormon epinefren (adrenalin) atau neropinefren (noradrenalin).
     Kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas berolahraga), stres, alkohol atau garam yang lebih dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan. Stres cenderung menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk sementara waktu, jika stres telah berlalu, maka tekanan darah biasanya akan kembali normal.

   Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder :
   
     1. Gagal Ginjal
        ~ Stenosis arteri renalis
        ~ Pielonefritis
        ~ Glomerulonefritis
        ~ Tumor-Tumor Ginjal
        ~ Penyakit Ginjal Polikista (biasanya diturunkan)
        ~ Trauma Pada Ginjal (luka yang mengenai ginjal)
        ~ Terapi Penyinaran Yang Mengenai Ginjal
     2. Kelainan Hormon
        ~ Hiperaldosteronisme
        ~ Sindroma Cushing
        ~ Feokromositoma
     3. Obat-Obatan
        ~ Pil KB
        ~ Kortikosteroid
        ~ Siklosporin
        ~ Eritropoietin
        ~ Kokain
        ~ Penyalahgunaan Alkohol
        ~ Kayu Manis (dalam jumlah sangat besar)
     4. Penyebab Lainnya
        ~ Koartasio Aorta
        ~ Preeklamasi Pada Kehamilan
        ~ Porfiria Intermiten Akut
        ~ Keracunan Timbal Akut

    Demikian info saya, dengan penuh harapan semogah kalian mendapatkan manfaat dari pembahasan di atas. TERIMAH KASIH.....

Wassalamu'alaikum Wr.Wb......; 

Senin, 26 Desember 2016

HIPERTENSI

Assalamualaikum Wr.Wb.....:)

     Halo Gan, Apa kalian tahu penyakit Hipertensi? Penyakit darah tinggi atau Hipertensi (Hypertension) adalah suatu keadaan di mana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang ditunjukkan oleh angka systolic (bagian atas) pada pemeriksaan tensi darah menggunakan alat pengukur  tekanan darah, baik yang berupa cuff air raksa (sphygmomanometer) ataupun alat digital lainnnnya.
     Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease, karena penderita tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi, sebelum memeriksakan tekanan darahnya. Padahal apabila terjadi hipertensi terus menerus bisa memicu stroke, serangan jantung, gagal jantung, dan merupakan penyebab utama gagal ginjal kronik. Siapapun bisa menderita hipertensi, dari berbagai kelompok umur, dan kelompok sosial ekonomi.
     Sebetulnya batas antara tekanan darah normal dan tekanan darah tinggi kurang jelas, menurut WHO, di dalam guidelines terakhir tahum 1999, batas tekanan darah yang masih dianggap normal adalah bila tekanan darah kurang dari 130/85 mmHg, sedangkan bilah lebih dari 140/90 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi dan diantara nilai tersebut dikategorikan sebagai normal-tinggi  (batasan tersebut di peruntukkan bagi individu dewasa di atas 18 tahun).
     Nilai normal tekanan darah seseorang dengan ukuran tinggi badan, berat badan, tinggi aktivitas normal, dan kesehatan secara umum adalah 120/80 mmHg. Dalam aktivitas sehari-hari, tekanan darah normalnya adalah dengan nilai angka kisaran stabil. Tetapi secara umum, angka pemeriksaan tekanan darah menurun saat tidur dan meningkat diwaktu beraktifitas atau berolahraga.
     Bila seseorang mengalami tekanan darah tinggi dan tidak mendapatkan pengobatan dan pengotrolan secara teratur (rutin), maka hal ini dapat membawa si penderita kedalam kasus-kasus serius bahkan bisa menyebabkan kematian. Tekanan darah tinggi yang terus menerus menyebabkan jantung seseorang bekerja ekstra keras, akhirnya kondisi ini berakibat terjadinya kerusakan pada pembuluh darah jantung, ginjal, otak, dan mata. penyakibat hypertensi ini merupakan penyebab umum terjadinya stroke dan serangan jantung (Heart Attack).
     Penyakit darah tinggi atau Hipertensi dikenal dengan 2 jenis klasifikasi, diantaranya Hipertensi Primary dan Hipertensi Secondary

  • Hipertensi Primary adalah suatu kondisi dimana terjadinya tekanan darah tinggi sebagai akibat dampak dari gaya hidup seseorang dan faktor lingkungan. seseorang yang pola makannya tidak terkontrol dan mengakibatkan kelebihan berat badan atau bahkan obesitas, merupakan pencetus awal untuk tekena penyakit tekanan darah tinggi. Begitu pula seseorang yang berada dalam lingkungan atau kondisi stressor tinggi sangat mungkin terkena penyakit tekanan darah tinggi, termasuk orang-orang yang kurang olahraga pun bisa mengalami tekanan darah tinggi.
  • Hipertensi Secondary adalah suatu kondisi dimana terjadinya peningkatan tekanan darah tinggi sebagai akibat seseorang mengalami/menderita penyakit lainnya seperti gagal jantung, gagal ginjal, atau kerusakan sistem hormon tubuh. Sedangkan pada ibu hamil, tekanan darah secara umum meningkat saat kehamilan berusia 20 minggu. Terutama pada wanita yang berat badannya di atas normal atau gemuk.
     Pregnancy-induced hypertension (PIH), ini adalah dalam istilah kedokteran (medis) bagi wanita hamil yang menderita hipertensi. Kondisi hipertensi pada ibu hamil bisa sedang ataupun tergolong parah/berbahaya, seorang ibu hamil dengan tekanan darah tinggi bisa mengalami Preeclampsia dimasa kehamilannya itu.
     Preeclampsia adalah kondisi seorang wanita hamil yang mengalami hipertensi, sehingga merasakan keluhan seperti pusing, sakit kepala, membengkak, kurang nafsu makan, mual, bahkan muntah. Apabila terjadi kekejangan sebagai dampak hipertensi maka disebut Eclamsia.
     Grafik tekanan darah seseorang dapat diklasifikasikan berdasarkan pada pengukuran rata-rata dua kali pengukuran sebagai berikut : 
     Seseorang dianggap normal,  jika tekanan darah sistoliknya 120 mmHg dan tekanan darah diastoliknya 80 mmHg. Dianggap prehipertensi jika tekanan darah sistolik seseorang 120-139 mmHg atau tekanan darah diastoliknya 80-89 mmHg. Hipertensi tahap I, jika tekanan darah sistolik seseorang 140-159 atau tekanan darah diastoliknya 90-99. Hipertensi tahap II, jika tekanan darah sistolik seseorang 160 mmHg dan tekanan darah diastoliknya 100.
     Pengguanaan obat-obatan  seperti golongan kortikosteroid (cortison) dan beberapa obat hormon, termasuk beberapa obat antiradang (anti-inflammasi) secara terus menerus (sering) dapat meningkatkan tekanan darah seseorang. Merokok juga merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya peningkatan tekanan darah tinggi dikarenakan tembakau yang berisi nikotin. Minuman yang mengandung alkohol juga termasuk salah satu faktor yang dapat menimbulkan  terjadinya tekanan darah tinggi.
     Resiko relatif hipertensi tergangtung pada jumlah dan keparahan dari faktor resiko yang dapat dihindari dan faktor yang tidak dapat dihindari. Faktor-faktor yang tidak dapat dihindari antara lain faktor genetika, umur, jenis kalamin, dan etnis. Sedangkan faktor yang dapat dihindari meliputi stress, obesitas, dan nutrisi.
     Tekanan darah tinggi akan mengakibatkan jantung bekerja keras hingga pada suatu saat akan terjadi kerusakan yang serius. Pada jantung otot jantung akan menebal (hipertrofi) dan mengakibatkan fungsinya sebagai pompa menjadi terganggu, selanjutnya jantung akan dilatasi dan kemampuan kontraksinya berkurang. Selain pada jantung, tekanan darah tinggi dapat mengakibatkan kerusakan pembuluh darah pada otak, mata (retinopati), atau ginjal (gagal ginjal). Sebagian besar kasus hipertensi tidak ada terapi definitif, tapi dapat dikontrol dengan pola hidup sehat dan medikasi.
      Tekanan darah tinggi merupakan faktor resiko untuk terjadinya serangan jantung (infark miokard akut) gagal jantung dan stroke. Di nagara barat, pasien yang mengalami serangan jantung, setengahnya mengidap hipertensi dan pasien yang mengalami stroke, dua pertiganya juga mengidap hipertensi.
     Menurut AHA (American Heart Assocation) di Amerika, tekanan darah tinggi ditemukan satu setiap tiga orang atau 65 juta 0rang dan 28% atau 59 juta orang mengidap prehipertensi. Semua orang yang mengidap hipertensi hanya satu pertiganya yang mengetahui keadaan-nya dan hanya 61% medikasi. Dari penderita yang medapat medikasi hanya satu-pertiga mencapai target darah yang optimal/normal.
     Di Indonesia belum ada data nasional, namun pada studi MONICA 2000 di daerah perkotaan jakarta dan FKUI 2000-20003 di dearah Lido pedesaan kecamatan Cijeruk memperlihatkan kasus hipertensi derajat II (berdasarkan JNC VII) masing 20,9% dan 16,9%. Hanya sebagian kecil yang menjalani pengobatan masing-masing 13,3% dan 4,2%. Jadi di Indonesia masih sedikit sekali yang menjalani pengobatan.
     Pada populasi umum kejadian tekanan darah tinggi tidak terdistribusi secara merata. Hingga usai 55 tahun lebih banyak ditemukan pada pria. Namun setelah terjadi menopause (biasanya setelah usai 50 tahun), tekanan darah pada wanita meningkat terus, hingga usai 75 tahun tekanan darah tinggi lebih banyak ditemukan pada wanita dari pada pria.
     Penyebab tekanan darah tinggi sebagian besar diketahui, namun peneliti telah membuktikan bahwa tekanan darah tinggi berhubungan dengan resistensi insulin atau peningkatan  kadar insulin (hiperinsulinemia). Keduanya tekanan darah tinggi dan resistensi insulin merupakan karakteristik dari sindroma metabolik, kelompok abnormalitas yang terdiri dari obesitas, peningkatan trigliserid, dan HDL rendah (kolesterol baik).
     Peneliti juga telah mengidentifikasi selusin gen yang mempunyai kontribusi terhadap tekanan darah tinggi. Walaupun sepertinya hipertensi merupakan penyakit keturunan, namun hubungannya sederhana. Hipertensi merupakan hasil dari interaksi gen yang beragam, sehingga tidak ada tes genetik yang dapat mengidentifikasi orang yang beresiko untuk terjadi hipertensi secara konsisten. 
     Apapun penyebabnya, tekanan darah tinggi mempunyai dampak yang besar di masyarakat. Tekanan darah tinggi merupakan faktor resiko mayor untuk serangan jantung, stroke, dan gagal jantung. AHA melaporkan, 69% dari penderita serangan jantung, 77% dari penderita stroke, dan 74% dari penderita gagal jantung mengiap hipertensi.
     Hipertensi memang dapat mengakibatkan kejadian dengan konsekwensi yang serius, namun hipertensi dapat di diagnosa dengan mudah dan dikendalikan dengan modifikasi pola hidup sehat dan medikasi. Jadi penting untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah secara periodik dan bila ternyata menderita hipertensi, penting untuk mecari bantuan dan mengikuti penatalaksanaan yang diberikan oleh dokter.
     Pasien hipertensi mempunyai resiko yang meningkat untuk terjadinya :

  • Penyakit jantung (gagal jantung, kematian mendadak, kardiomiopati) dan aritmia.
  • Stroke.
  • Penyakit Jantung Koroner.
  • Aneurisma Aorta (kelemahan dinding aorta yang mengakibatkan di latasi hingga 1,5 kali lebih besar dan beresiko untuk ruptur), sering mengakibatkan kematian mendadak.
  • Gagal Ginjal.
  • Retinopati (penyakit mata yang mengakibatkan kebutaan).
     Resiko untuk terjadi satu atau lebih dari kondisi diatas meningkat sebanding dengan peningkatan tekanan darahnya. Pembagian tekanan darah dilakukan untuk membantu pengertian dokter  dan pasiennya mengenai bahaya yang berhubungan dengan hipertensi. Kategori dibawah ini berlaku untuk orang dewasa yang pada saat pemeriksaan tidak minum obat untuk tekanan darah tinggi.


     Demikian Info Saya Tentang HIPERTENSI, Semogah Kalian Mendapatkan Manfaat Dari Artikel Ini. TERIMAH KASIH.


Wassalamualikum Wr.Wb. ....: