Senin, 26 Desember 2016

HIPERTENSI

Assalamualaikum Wr.Wb.....:)

     Halo Gan, Apa kalian tahu penyakit Hipertensi? Penyakit darah tinggi atau Hipertensi (Hypertension) adalah suatu keadaan di mana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang ditunjukkan oleh angka systolic (bagian atas) pada pemeriksaan tensi darah menggunakan alat pengukur  tekanan darah, baik yang berupa cuff air raksa (sphygmomanometer) ataupun alat digital lainnnnya.
     Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease, karena penderita tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi, sebelum memeriksakan tekanan darahnya. Padahal apabila terjadi hipertensi terus menerus bisa memicu stroke, serangan jantung, gagal jantung, dan merupakan penyebab utama gagal ginjal kronik. Siapapun bisa menderita hipertensi, dari berbagai kelompok umur, dan kelompok sosial ekonomi.
     Sebetulnya batas antara tekanan darah normal dan tekanan darah tinggi kurang jelas, menurut WHO, di dalam guidelines terakhir tahum 1999, batas tekanan darah yang masih dianggap normal adalah bila tekanan darah kurang dari 130/85 mmHg, sedangkan bilah lebih dari 140/90 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi dan diantara nilai tersebut dikategorikan sebagai normal-tinggi  (batasan tersebut di peruntukkan bagi individu dewasa di atas 18 tahun).
     Nilai normal tekanan darah seseorang dengan ukuran tinggi badan, berat badan, tinggi aktivitas normal, dan kesehatan secara umum adalah 120/80 mmHg. Dalam aktivitas sehari-hari, tekanan darah normalnya adalah dengan nilai angka kisaran stabil. Tetapi secara umum, angka pemeriksaan tekanan darah menurun saat tidur dan meningkat diwaktu beraktifitas atau berolahraga.
     Bila seseorang mengalami tekanan darah tinggi dan tidak mendapatkan pengobatan dan pengotrolan secara teratur (rutin), maka hal ini dapat membawa si penderita kedalam kasus-kasus serius bahkan bisa menyebabkan kematian. Tekanan darah tinggi yang terus menerus menyebabkan jantung seseorang bekerja ekstra keras, akhirnya kondisi ini berakibat terjadinya kerusakan pada pembuluh darah jantung, ginjal, otak, dan mata. penyakibat hypertensi ini merupakan penyebab umum terjadinya stroke dan serangan jantung (Heart Attack).
     Penyakit darah tinggi atau Hipertensi dikenal dengan 2 jenis klasifikasi, diantaranya Hipertensi Primary dan Hipertensi Secondary

  • Hipertensi Primary adalah suatu kondisi dimana terjadinya tekanan darah tinggi sebagai akibat dampak dari gaya hidup seseorang dan faktor lingkungan. seseorang yang pola makannya tidak terkontrol dan mengakibatkan kelebihan berat badan atau bahkan obesitas, merupakan pencetus awal untuk tekena penyakit tekanan darah tinggi. Begitu pula seseorang yang berada dalam lingkungan atau kondisi stressor tinggi sangat mungkin terkena penyakit tekanan darah tinggi, termasuk orang-orang yang kurang olahraga pun bisa mengalami tekanan darah tinggi.
  • Hipertensi Secondary adalah suatu kondisi dimana terjadinya peningkatan tekanan darah tinggi sebagai akibat seseorang mengalami/menderita penyakit lainnya seperti gagal jantung, gagal ginjal, atau kerusakan sistem hormon tubuh. Sedangkan pada ibu hamil, tekanan darah secara umum meningkat saat kehamilan berusia 20 minggu. Terutama pada wanita yang berat badannya di atas normal atau gemuk.
     Pregnancy-induced hypertension (PIH), ini adalah dalam istilah kedokteran (medis) bagi wanita hamil yang menderita hipertensi. Kondisi hipertensi pada ibu hamil bisa sedang ataupun tergolong parah/berbahaya, seorang ibu hamil dengan tekanan darah tinggi bisa mengalami Preeclampsia dimasa kehamilannya itu.
     Preeclampsia adalah kondisi seorang wanita hamil yang mengalami hipertensi, sehingga merasakan keluhan seperti pusing, sakit kepala, membengkak, kurang nafsu makan, mual, bahkan muntah. Apabila terjadi kekejangan sebagai dampak hipertensi maka disebut Eclamsia.
     Grafik tekanan darah seseorang dapat diklasifikasikan berdasarkan pada pengukuran rata-rata dua kali pengukuran sebagai berikut : 
     Seseorang dianggap normal,  jika tekanan darah sistoliknya 120 mmHg dan tekanan darah diastoliknya 80 mmHg. Dianggap prehipertensi jika tekanan darah sistolik seseorang 120-139 mmHg atau tekanan darah diastoliknya 80-89 mmHg. Hipertensi tahap I, jika tekanan darah sistolik seseorang 140-159 atau tekanan darah diastoliknya 90-99. Hipertensi tahap II, jika tekanan darah sistolik seseorang 160 mmHg dan tekanan darah diastoliknya 100.
     Pengguanaan obat-obatan  seperti golongan kortikosteroid (cortison) dan beberapa obat hormon, termasuk beberapa obat antiradang (anti-inflammasi) secara terus menerus (sering) dapat meningkatkan tekanan darah seseorang. Merokok juga merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya peningkatan tekanan darah tinggi dikarenakan tembakau yang berisi nikotin. Minuman yang mengandung alkohol juga termasuk salah satu faktor yang dapat menimbulkan  terjadinya tekanan darah tinggi.
     Resiko relatif hipertensi tergangtung pada jumlah dan keparahan dari faktor resiko yang dapat dihindari dan faktor yang tidak dapat dihindari. Faktor-faktor yang tidak dapat dihindari antara lain faktor genetika, umur, jenis kalamin, dan etnis. Sedangkan faktor yang dapat dihindari meliputi stress, obesitas, dan nutrisi.
     Tekanan darah tinggi akan mengakibatkan jantung bekerja keras hingga pada suatu saat akan terjadi kerusakan yang serius. Pada jantung otot jantung akan menebal (hipertrofi) dan mengakibatkan fungsinya sebagai pompa menjadi terganggu, selanjutnya jantung akan dilatasi dan kemampuan kontraksinya berkurang. Selain pada jantung, tekanan darah tinggi dapat mengakibatkan kerusakan pembuluh darah pada otak, mata (retinopati), atau ginjal (gagal ginjal). Sebagian besar kasus hipertensi tidak ada terapi definitif, tapi dapat dikontrol dengan pola hidup sehat dan medikasi.
      Tekanan darah tinggi merupakan faktor resiko untuk terjadinya serangan jantung (infark miokard akut) gagal jantung dan stroke. Di nagara barat, pasien yang mengalami serangan jantung, setengahnya mengidap hipertensi dan pasien yang mengalami stroke, dua pertiganya juga mengidap hipertensi.
     Menurut AHA (American Heart Assocation) di Amerika, tekanan darah tinggi ditemukan satu setiap tiga orang atau 65 juta 0rang dan 28% atau 59 juta orang mengidap prehipertensi. Semua orang yang mengidap hipertensi hanya satu pertiganya yang mengetahui keadaan-nya dan hanya 61% medikasi. Dari penderita yang medapat medikasi hanya satu-pertiga mencapai target darah yang optimal/normal.
     Di Indonesia belum ada data nasional, namun pada studi MONICA 2000 di daerah perkotaan jakarta dan FKUI 2000-20003 di dearah Lido pedesaan kecamatan Cijeruk memperlihatkan kasus hipertensi derajat II (berdasarkan JNC VII) masing 20,9% dan 16,9%. Hanya sebagian kecil yang menjalani pengobatan masing-masing 13,3% dan 4,2%. Jadi di Indonesia masih sedikit sekali yang menjalani pengobatan.
     Pada populasi umum kejadian tekanan darah tinggi tidak terdistribusi secara merata. Hingga usai 55 tahun lebih banyak ditemukan pada pria. Namun setelah terjadi menopause (biasanya setelah usai 50 tahun), tekanan darah pada wanita meningkat terus, hingga usai 75 tahun tekanan darah tinggi lebih banyak ditemukan pada wanita dari pada pria.
     Penyebab tekanan darah tinggi sebagian besar diketahui, namun peneliti telah membuktikan bahwa tekanan darah tinggi berhubungan dengan resistensi insulin atau peningkatan  kadar insulin (hiperinsulinemia). Keduanya tekanan darah tinggi dan resistensi insulin merupakan karakteristik dari sindroma metabolik, kelompok abnormalitas yang terdiri dari obesitas, peningkatan trigliserid, dan HDL rendah (kolesterol baik).
     Peneliti juga telah mengidentifikasi selusin gen yang mempunyai kontribusi terhadap tekanan darah tinggi. Walaupun sepertinya hipertensi merupakan penyakit keturunan, namun hubungannya sederhana. Hipertensi merupakan hasil dari interaksi gen yang beragam, sehingga tidak ada tes genetik yang dapat mengidentifikasi orang yang beresiko untuk terjadi hipertensi secara konsisten. 
     Apapun penyebabnya, tekanan darah tinggi mempunyai dampak yang besar di masyarakat. Tekanan darah tinggi merupakan faktor resiko mayor untuk serangan jantung, stroke, dan gagal jantung. AHA melaporkan, 69% dari penderita serangan jantung, 77% dari penderita stroke, dan 74% dari penderita gagal jantung mengiap hipertensi.
     Hipertensi memang dapat mengakibatkan kejadian dengan konsekwensi yang serius, namun hipertensi dapat di diagnosa dengan mudah dan dikendalikan dengan modifikasi pola hidup sehat dan medikasi. Jadi penting untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah secara periodik dan bila ternyata menderita hipertensi, penting untuk mecari bantuan dan mengikuti penatalaksanaan yang diberikan oleh dokter.
     Pasien hipertensi mempunyai resiko yang meningkat untuk terjadinya :

  • Penyakit jantung (gagal jantung, kematian mendadak, kardiomiopati) dan aritmia.
  • Stroke.
  • Penyakit Jantung Koroner.
  • Aneurisma Aorta (kelemahan dinding aorta yang mengakibatkan di latasi hingga 1,5 kali lebih besar dan beresiko untuk ruptur), sering mengakibatkan kematian mendadak.
  • Gagal Ginjal.
  • Retinopati (penyakit mata yang mengakibatkan kebutaan).
     Resiko untuk terjadi satu atau lebih dari kondisi diatas meningkat sebanding dengan peningkatan tekanan darahnya. Pembagian tekanan darah dilakukan untuk membantu pengertian dokter  dan pasiennya mengenai bahaya yang berhubungan dengan hipertensi. Kategori dibawah ini berlaku untuk orang dewasa yang pada saat pemeriksaan tidak minum obat untuk tekanan darah tinggi.


     Demikian Info Saya Tentang HIPERTENSI, Semogah Kalian Mendapatkan Manfaat Dari Artikel Ini. TERIMAH KASIH.


Wassalamualikum Wr.Wb. ....:

0 komentar:

Posting Komentar